Sabtu, 25 Desember 2010

Management Information System of bureaucracy

Tak ada kata terlambat untuk memulai suatu perubahan, yakni perubahan yang bagaimana senantiasa kita awali dengan memandang, menelaah kemudian muncul hasrat kita untuk me - main set fenomena tersebut dengan planning yang menitik beratkan pada kuasa stigma dan represi yang bernaung di otak kita.”
            Ya, seperti inilah yang akan kita telaah sejauh mana Management Information System berpartisipasi aktif dalam Sistem Birokrasi Pemerintahan. Mungkin lebih spesifiknya pada kebijakan yang akan dicanangkan agar dapat terpacu pada sektor public service yang berparadigma pro-citizen. Paradigma inilah yang kemudian akan menjadi suatu gerakan luar biasa dalam proses reformasi birokrasi.
            Kajian tentang Management Information System yang sangat berkaitan dengan Biropathologi, etika administrasi dan kebijakan publik, tentunya sudah terancang oleh para petinggi kita yang terhormat dan yang kita banggakan agar senantiasa dapat bercermin dari fenomena public service terdahulu atau bahkan sampai sekarang yang mungkin masih sedikit melekat dalam prespektif masyarakat akan bobroknya birokrasi ini.
            Sebenarnya ihwal – ihwal inilah merupakan kontemplasi yang menghasilkan kegundahgulanaan publik dan terus menerus mereka berkoar – koar menyuarakan aspirasinya akan mimpi “Paras cantik” pemerintahan di negeri kita ini. Padahal tidak mengerti pula aspirasi mereka dapat ditindaklanjuti, ditelaah, hanya ditampung, atau bahkan terabaikan oleh petinggi mereka?
            Bukan hanya dikritisi, namun bagaimana kontemplasi ini dapat dikaji secara continue agar tidak berhenti sejauh mana ihwal ini menjadi hangatnya sorot mata publik lalu meredam karena terbesit ihwal yang lain?
            Melalui ihwal - ihwal inilah Tupoksi Birokrasi pemerintahan harus betul – betul diperhatikan. Jika meniru apa yang dilakukan oleh Margaret Tracher, Reagen dan Clinton mungkin dapat sedikit menemukan dari mana kita akan memulai dan mau dibawa kemana suatu system Birokrasi Pemerintahan kita ini.
Perubahan yang mereka upayakan diawali dari top level statement. Disinilah leverage point menemukan pembenarannya. Leverage Point Reformasi Birokrasi adalah dari top level satatement yang mampu menggerakan sendi – sendi birokrasi dibawahya dan sejauh mungkin diupayakan menjadi nafas bagi keberlangsungan birokrasi mulai dari komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan serta dapat menggerakkan roda – roda kebijakan hingga pada tataran aplikatif.
Management Information System telah ada untuk memberi manajer informasi yang memungkinkan para pelaku birokrasi merencanakan operasi serta alternative – alternative untuk pengambilan keputusan. Management Information System yang baik, dapat menyajikan informasi untuk pelaku birokrasi mulai dari perencanaan kebijakan, pemrakarsa, pengorganisasian, pengendalian operasi sub system suatu pemerintahan dan menyajikan sinergi organisasi pada suatu proses.
Terminologi yang berkaitan dengan penelaahan system ialah “Terminology Sinergi”. Namun penelaahan system terminlologi yang melekat ini acapkali sering terabaikan atau belum terlalu lazim untuk dipergunakan. Terminologi sinergi sangat erat kaitannya dengan sub – sub system yang saling terintegrasi. Yakni tidak terlepasnya dari konsep sub-sistem dan konsep wholeness.
Management Information System yang digunakan dalam praktek untuk memperbaiki operasi, produktifitas birokrasi dan sub-sistem. Perihal integrasi birokrasi melalui management information system ini hendaknya berlangsung secara continue bukan berdiri sendiri, dengan demikian dapat saling berkesinambungan kinerja antar pelaku birokrasi.
            Planning penetapan strategi, tujuan dan memilih arahan tindakan terbaik untuk pencapaian tujuan yang direncanakan berawal dari pemungutan aspirasi masyarakat. Mengorganisir tupoksi rencana operasi, menyusun kedalam homogenitas ihwal dan menetapkan pendelegasian wewenang merupakan kinerja dari pelaku birokrasi. Controling performance dengan menentukan norma – norma prestasi kinerja dan menghindarkan penyimpangan terhadap standart tersebut. Decision making of management inilah yang hendaknya menjadi pedoman pelaku birokrasi.
            “Getting things done through and with people”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar